Angel Wing Heart

Sunday, 17 December 2017

refleksi : peran pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan

apakah pancasila mempunyai peran dalam pengembangan ilmu pengetahuan??

Mulai sejak dahulu, ilmu dan pengetahuan memiliki tempat perlu dalam kesibukan berfikir manusia. Arti ilmu dan pengetahuan terbagi dalam dua paduan kata berlainan arti, pengetahuan serta pengetahuan. Semua suatu hal yang kita kenali adalah pengertian pengetahuan, sedang pengetahuan yaitu pengetahuan mengenai satu bagian yang disusun dengan systematis menurut cara spesifik.
Sikap gawat serta cerdas manusia dalam menyikapi beragam momen di sekelilingnya, berbanding lurus dengan perubahan cepat ilmu dan pengetahuan. Tetapi dalam perubahannya, muncul tanda dehumanisasi atau penurunan derajat manusia. Hal itu karena sebab product yang dibuat oleh manusia, baik itu satu teori ingin juga materi jadi lebih bernilai daripada penggagasnya. Tersebut penyebabnya, peranan Pancasila mesti diperkuat supaya bangsa Indonesia tidak terperosok pada pengembangan ilmu dan pengetahuan yang sekarang ini makin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
Berdasar pada persoalan diatas, Sri Soeprapto, dosen Fakultas Filsafat Kampus Gadjah Mada lakukan riset berjudul “Nilai-Nilai Pancasila jadi Basic Pengembangan Pengetahuan Pengetahuan di Indonesia”. Satu diantara sholat dhuha maksud riset ini yakni merumuskan dengan analitis nilai-nilai Pancasila. Ia mengutip pendapat filosof Indonesia, Notonagoro, kalau nilai-nilai Pancasila memiliki kandungan bebrapa basic ontologis (fakta yang ada), epistemologis (basic pengetahuan), serta aksiologis (teori nilai) ilmu dan pengetahuan.
Keaslian riset ini ditanggung lewat perbandingan tulisan sebagian tokoh, salah satunya, Notonagoro serta Suriasumantri. Notonagoro belum juga sempat menyampaikan semuanya pandangan rencanatualnya mengenai bebrapa basic filsafati ilmu dan pengetahuan dengan eksplisit, sedang Suriasumantri dalam buku Filsafat Pengetahuan belum juga sempat mengulas hubungan pada persoalan basic filsafat ilmu dan pengetahuan dengan pengembangan ilmu dan pengetahuan di Indonesia.
Riset bagian filsafat ini adalah riset kepustakaan. Sumber datanya didapat lewat buku-buku kepustakaan yang terkait dengan objek material serta objek resmi riset. Pandangan-pandangan serta beberapa rencana Notonagoro mengenai filsafat Pancasila adalah objek material riset, sedang objek formalnya yaitu filsafat Pancasila.
Cara yang dipakai oleh Sri Soeprapto dalam riset ini terbagi dalam tiga step. Pertama, bahan atau materi riset digolongkan jadi dua, yakni kepustakaan primer serta kepustakaan sekunder. Ke-2, jalan riset yang diurutkan lewat sebagian langkah, yakni pengumpulan data sesuai sama objek materialnya, lalu reduksi data, kemudian klasifikasi data, setelah itu interpretasi serta penyimpulan data, serta yang paling akhir pengaturan laporan hasil riset sesuai sama systematika penulisan disertasi. Step ke-3 lewat cara mengkaji data yang dikerjakan dengan tiga cara, yakni gambaran, pemahaman menyeluruh atas pandangan filsafati Notonagoro. Lalu, interpretasi yang bermakna mengungkap serta menjelaskan unsur substansial atas pandangan Notonagoro. Paling akhir, analisa untuk temukan arti yang terdapat dalam pandangan filsafati Notonagoro.
Sesudah semuanya step itu diatas usai, keluar hasil riset yang berbentuk kajian, yakni bebrapa basic filsafat ilmu dan pengetahuan, nilai-nilai Pancasila, basic ontologis ilmu dan pengetahuan, basic epistemologis ilmu dan pengetahuan, dan basic aksiologis ilmu dan pengetahuan. Ke-5 kajian itu doa sholat dhuha sama-sama terkait serta senantiasa berdasar pada nilai-nilai Pancasila yang di ambil dari pandangan sebagian tokoh, satu diantaranya Notonagoro. Keterikatan ke-5 kajian itu memiliki kandungan pandangan mendalam pada bebrapa basic ilmu dan pengetahuan yang berdasar pada nilai-nilai Pancasila untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan di Indonesia.
Bahasan pertama di uraikan kalau bebrapa basic filsafat ilmu dan pengetahuan berbentuk statis serta dinamis. Berarti, hal yang terkait dengan ilmu dan pengetahuan jadi alur basic serta bisa mengarahkan dengan moral dalam lakukan beragam aktivitas ilmiah. Ke-2, mengulas pengertian nilai-nilai Pancasila yang dianalisis dengan substansial dengan berdasar pada rencana Notonagoro. Bahasan ke-3 yakni pengertian Pancasila yang substansial ontologis bisa jadi sumber bahan serta nilai untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan dalam bagian kehidupan bernegara. Ke-4, mengulas basic epistemologis Pancasila supaya dapat jadi basic untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan biasanya. Bahasan ke-5, mengutamakan pada aplikasi pengetahuan yang perlu sesuai sama beberapa aturan etika untuk menghindar dari perubahan ilmu dan pengetahuan yang relatif makin pragmatis.
Riset bertopik pengembangan ilmu dan pengetahuan ini berikan faedah untuk sebagian bagian. Untuk ilmu dan pengetahuan, bisa memperjelas lingkup kewenangannya. Lingkup ilmu dan pengetahuan jadikan ilmuwan bisa memastikan sikap, kapan mesti objektif serta bebas nilai, dan kapan mesti berdasar serta berotientasi pada nilai-nilai. Untuk filsafat, bisa memberi pertimbangan untuk penentuan objek kajian serta aplikasi dari hasil ilmu dan pengetahuan. Untuk masa globalisasi, bisa dihitung lewat rencana pengembangan dan aplikasi ilmu dan pengetahuan dengan berdasar pada nilai kemanusiaan serta nilai religius.
Riset ini juga menyumbangkan beberapa inspirasi solutif dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan lewat teori yang diambil kesimpulan oleh Sri Soeprapto. Satu diantara inspirasi solutifnya yakni, basic aksiologis Pancasila bermanfaat untuk menghindari diri dari pengetahuan ilmiah mengenai kehidupan berbangsa serta bernegara yang relatif berasumsi kalau pengetahuan hanya berdasar pada pengalaman dan pengetahuan yang tentu (positivistis) serta pragmatis. Sayang, dalam laporan riset ini banyak kata serta kalimat yang berkali-kali, hingga tulisan jadi kurang efisien.


dapat disimpulkan bahwa peranan pancasila sebagai paradigma pengembangan IPTEK tersebut berkaitan dengan sila kelima yang mengandung arti : Agar terciptanya masyarakat sosial yang berkeadilan maka harus adanya kesejahteraan yang bersifat kolektif, yaitu kesejahteraan tanpa adanya ketimpangan satu sama lain.

ilmu pengetahuan menjadi salah satu kewajiban negara, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak, ,maka dengan dikembangkannya ilmu pengetahuan yang luas dan merata rakyat dapat hidup sejahtera sentosa. pun dengan teknologi, semua kemajuan yang ada harus dapat dirasakan seluruh masy indonesia. inilah prinsip keadilan sosial.

No comments:

Post a Comment

Cute Polka Dotted Pink Bow Tie Ribbon